Pohon Darah Naga (Dracaena
cinnabari) merupakan jenis pohon yang sangat langka yang berasal dari
kepulauan Socotra, yaitu pulau kecil dari empat pulau di tengah Samudera
Hindia. Pohon Darah Naga ini berbentuk seperti Jamur ataupun Payung raksasa. Pohon
ini ditemukan oleh Profesor Issac Bayley Balfour pada tahun 1880.
Pohon Darah Naga ini
tumbuh di daerah yang kering dan dapat hidup lebih dari 300 tahun. Pohon Darah
Naga tidak seperti pohon yang lain. Pohon - pohon pada umumnya memiliki getah
berwarna putih. Tetapi pada Pohon Darah Naga, getahnya berwarna merah seperti
darah dan biasa desebut sebagai darah naga jika disayat. Oleh karena itu
disebut Pohon Darah Naga.
Konon menurut legenda nama
pohon ini yaitu pada jaman dahulu, ada seekor ular balistik yang besar yang
dianggap naga. Suatu hari naga itu berkelahi dengan seekor gajah dan keduanya
mati. Kedua binatang itu mengeluarkan darah. Darah kedua binatang itu dipercaya
memiliki kekuatan ajaib. Pada saat kedua darah binatang ini bercampur,
tumbuhlah sebatang pohon. Pohon inilah yang dipercaya sebagai pohon darah naga.
Darah naga juga memiliki
sejarah dalam Ritual Spiritual (Sihir). Darah Naga dipercaya dapat meningkatkan
kekuatan mantra sihir untuk perlindungan, cinta, mengusir roh jahat, dan
sebagainya.
Getah merah pada Pohon
Darah Naga ini dapat digunakan sebagai obat, pewarna maupun pemanis pada
makanan. Sebenarnya darah naga telah digunakan sebagai obat dan pewarna sejak
abad ke-1 oleh masyarakat Romawi kuno, Yunani Kuno, dan Arab. Lalu sejak abad
ke-18, dipakai sebagai pernis untuk biola di Italia. Hingga saat ini darah naga
masih digunakan sebagai pernis biola dan juga digunakan pada proses
photography.