Merupakan Kuil dengan gerbang merah raksasa nan megah yang terdapat di Jepang. Kuil yang dibangun kira-kira seribu tahun yang lali ini memiliki bagian-bagian yang unik untuk menghindari kerusakan karena badai ataupun hempasan ombak tinggi. Sejak dahulu, Pulau Miya yang terletak di tengah-tengah laut Pedalaman Seto telah dikenal sebagai tempat suci. Di teluk pulau tersebut, berdirilah kuil Itsukushima, sebuah kuil yang dibangun di tengah lautan.
Kuil Shinto dan gerbang raksasa ini tampak berdiri di atas pasir putih jika air laut sedang surut. Tapi ketika air laut pasang, perlahan-lahan kuil dan gerbang tersebut mulai dikelilingi lautan dan air dapat membanjiri kuil hingga setinggi lantainya, sehingga bukan tidak mungkin kuil tersebut bias rusak oleh kekuatan alam seperti angin topan maupun alam yang tinggi. Karena itulah untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh air, beberapa bagian dibuat dengan perencanaan yang matang seperti antara potongan-potongan kayu yang menjadi lantai kuil dibuat dengan celah, agar saat air pasang, air tidak dapat masuk ke celah tersebut sehingga lantai kuil tidak akan rusak oleh tekanan air laut.
Di dalam kuil ini terdapat altar penyembahan kepada Dewa Laut dan sebuah taman yang memiliki panggung pertunjukan. Ketinggian gerbang raksasa Kuil Itsukushima ini mencapai 16 meter. Sebenarnya, bagian bawah dari tiang-tiang gerbang kuil tersebut dibuat dari kayu pohon cemara yang telah berulang kali ditempa sehingga menjadi fondasi yang kuat. Jadi kuil tidak akan roboh dengan tiang yang hanya diletakkan begitu saja karena mengandalkan beratnya (bisa mencapai 60 ton).
Kuil Itsukushima dibangun lebih dari 1400 tahun yang lalu di masa pemerintahan Kaisar Suiko. Dibangun dengan meniru gaya bangunan rumah para bangsawan di masa Heian. Kuil ini konon dipersembahkan kepada dewa naga penjaga lautan. Ada tiga dewi yang di puja di altar kuil Itsukushima, yaitu ‘Dewi Ichikishima’ , ‘Dewi Tagori’, dan ‘Dewi Tagitsu’. Ketiga dewi ini dipercaya menjadi pelindung laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar