Biara yang menjadi saksi dan sejarah revolusi. Biara yang dibangun di atas gunung batu karang yang curam. Karena keindahannya, biara ini disebut sebagai ‘Piramida di atas laut’. Biara ini dibangun di sebuah pulau kecil di teluk Mont Saint-Michel yang terletak di sebelah barat laut Perancis.
Bangunan yang estetik dan seolah mengapung di laut dikatakan sebagai biara terindah di Perancis. Sekitar 1000 tahun yang lalu, berdirilah sebuah tempat peribadatan kecil di gunung batu yang terletak di tengah lautan, tempat inilah yang menjadi awal pembangunan Mont Saint- Michel.
Tempat ini dibangun oleh seorang Uskup bernama Aubert. Suatu malam, Uskup Aubert memimpikan Malaikat Mikael yang mengatakan ‘bangunlah sebuah biara di puncak gunung batu’. Ada yang mengatakan bahwa awalnya gunung batu itu berada di daratan. Namun, ketika tempat peribadatan selesai dibangun, sekeliling gunung batu telah tertutup oleh laut.
Sejak saat itu, tempat ini digunakan sebagai biara Ordo Benediktin dan selama ratusan tahun berdiri, bangunan ini telah mengalami beberapa perbaikan dan rekonstruksi.Dengan memanfaatkan struktur gunung batu yang tinggi dan terjal, bangunan pun dibangun semakin ke atas dan perlahan-0lahan, seluruh pulau telah dipenuhi oleh bangunan dengan struktur yang rumit dan terlihat menjadi bangunan yang megah.
Pembangunan jalan yang menghubungkan daratan Perancis dengan pulau ini dibuat sekitar 100 tahun yang lalu. Sebelum adanya jalan ini, orang-orang harus menggunakan kapal untuk mencapai biara ini.
Mont Saint-Michel pernah juga digunakan bukan sebagai biara, melainkan sebagai benteng pertahanan selama masa peperangan antara Perancis dan Inggris di abad 14-15 yang berlangsung ratusan tahun lamanya dan juga semasa perang antar agama yang terjadi setelahnya. Arus pasang di laut sekitar pulau yang kuat sulit didekati oleh kapal musuh, sehingga tidak pernah sekalipun benteng pertahanan ini dikalahkan atau dikuasai musuh.
Kemudian, semasa revolusi Perancis, bangunan ini digunakan sebagai penjara dan hampir 100 tahun kemudian, penjara ini ditutup pada masa pemerintahan Napoleon ketiga. Sekitar 140 tahun yang lalu, bangunan itupun kembali digunakan sebagai biara. Saat ini, setiap tahunnya biara ini dikunjungi oleh lebih dari 2,5 wisatawan dari seluruh dunia. Disekitar biara ini juga terdapat kota-kota kecil dengan jalan setapak yang sempit sehingga ada restoran dan toko yang berjejeran.
Di sekeliling pulau ini dikelilingi oleh tembok benteng. ‘Menara Gabriel’ , sebuah benteng di bagian barat yang saat ini digunakan sebagai mercu suar, ternyata dulunya terdapat meriam untuk menyerang musuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar